Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

No Free Lunch

Pernahkah kau mendengar ungkapan ini? Garis Tangan. Aku sering, akupun masih dipenuhi tanda tanya dalam pencarian ini, seperti biasa aku memilih tetap tersenyum meski kebingungan, aku tak pernah peduli dengan tanggapan miring orang lain yang mencapku sok manis, terlihat dungu atau kosong, satu-satunya orang yang dapat memahami perasaanku hanyalah diriku seorang, satu-satunya orang yang paling tau kisah hidupku adalah diriku seorang, satu-satunya orang yang bisa kusandari saat pilu tak terperikan lagi adalah diriku seorang, satu-satunya orang yang tau bagaimana cara bangkit dari jatuhku adalah.. dan satu-satunya orang yang bisa mencintaiku seutuhnya diriku adalah... tidak salah lagiiii.. Aku seorang.

                Kupikir tak akan bisa lagi melihat ke belakang karena sakit dan lukanya ada di dada, aku salah! Masa lalu yang rasanya seperih apapun dianugerahkan oleh tuhan untuk manusia tidak secara Cuma-Cuma. Aku sungguh merasa sedang membayar harga sebuah perjuangan dengan cara dicicil sedikit demi sedikit, hari demi hari, terimakasih ya Allah.. betapa engkau mencintaiku, betapa inginnya engkau aku dekat denganmu, betapa keras engkau mendidikku, betapa inginnya engkau hambamu ini memilih jalanmu yang lurus, betapa engkau menunjukkanku kebenaran lewat kesalahan, I don’t know how to say  Thank You ya Allah.. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adikku Sayang (Karaeng Gokil From Tangkuru Part III)

Taukah dek? aku sedang sibuk mengorek-ngorek chattingan dua hari yang lalu saat sambungan telpon yang durasinya 01:40:37 itu berakhir (dengan terpaksa, hahaha...) Aku benar-benar baru merasakan sebesar apa perhatian dan artinya aku bagimu. I don’t know how to thanks, aku paham betul isi kepalamu saat ini. Adikku sayang..

Percayalah kuasa Tuhan tidak hanya sampai di sini, percayalah bahwa hidup ini terus berlanjut meski ada kalanya sulit diterima dan tidak masuk akal, jangankan kamu yang masih belia adikku sayang.. aku dan ribuan orang di luar sana kadang bercermin dan bergumam “tuhan pasti sedang mempermainkanku, aku melaksanakan semua yang dia senangi, siang malam aku memujanya, telah ku korban segala yang kusukai tapi tak ia sukai, maka mengapalah hidup tak seperti yang aku ingini?  maka dimanakah gerangan letak keadilan tuhan?”

Percayalah dek, tuhan selalu punya maksud dengan segala yang ia cipatakan, Ia selalu punya maksud dengan apa yang Ia gariskan, dan aku meyakini itu..




Sabtu, 20-02-2015 (00:02 am)
With a Big Thanks for Love *senyum2* :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Entah 1


            Bulan November 2014 adalah tepat bulan ke dua belas masa pengangguranku, sebut saja Bank B tempatku melamar diakhir tahun lalu, dari hasil tes keseluruhan aku berhasil meraih peringkat ke tiga dari ratusan calon karyawan yang memperebutkan posisi yang cukup banyak diminati di tempat itu, aku memang sangat serius mempersiapkan diriku untuk semua tes calon penerimaan karyawan, sampai-sampai aku rela menjabani hal-hal yang tidak kusukai, aku hanya bisa terheran-heran saat semua orang tahu bahwa aku lulus tes tapi tidak mendapatkan panggilan kerja yang entah apa alasan kegagalanku. Meski sangat nyessekk setiap ada yang menanyakannya, agar tidak terlihat sangat hancur aku balas dengan senyuman dan menjawab “entah”.
            Sebut saja perusaan outsourcing K yang sudah sekian tahun menangani perekrutan perusahaan bergengsi T, semua proses tes sudah kujabani dan kuselesaikan tanpa kendala, tanpa masalah yang berarti, proses wawancarapun berjalan sangat antusias seperti biasa, bukan sombong atau sok pintar, tuhan memang telah menganugerahiku kecerdasan mengambil hati pewawancara dan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Temanku yang sudah lama bekerja di tempat itu heran mengapa aku tidak mendapatkan panggilan kontrak kerja padahal semuanya OK OK saja dan terasa sangat meyakinkan, aku hanya bisa membalasnya dengan emoticon smile via bbm, sms dan chattingan facebook meski di otak dan hatiku juga penuh tanda Tanya “mengapa”.
Tidak sempat rasanya menyebut puluhan perusahaan lain yang telah sukses menolak kemampuanku. Entah tuhan sedang merencanakan hal besar apa untuk masa depanku, aku tengah berusaha keras untuk bersabar dan mengikhlaskan semua rasa kecewa yang datang bertubi-tubi dan nyaris bersamaan ini, penyakit yang belum bisa kukalahkan, dipecat sepihak dari tempat kerja yang kusenangi, patah hati ditinggal menikah oleh orang tersayang, kehilangan jutaan rupiah modal usaha, masa pengangguran yang kadang terasa membosankan, lilitan hutang yang terasa seperti lingkaran setan yang entah kapan ujungnya, berat badan naik drastis tanpa terkontrol, stress sudah barang tentu.
Atau mungkin seorang Nabila memang tidak cocok jadi seorang karyawan, insya Allah akan kubangun masa depanku lewat perdagangan, akan kutentukan nasibku tanpa harus mengikuti lagi ideologi orang lain yang mungkin saja belum tentu sejalan dengan hati nuraniku. Amiiin.


30 November 2014
Galau itu manusiawi…


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karaeng Gokil from Tangkuru Part II



Aku mengenalnya sebagai anak muda yang sopan dalam bertutur kata, anak seusianya biasanya senang mengekspresikan dirinya dengan lelucon yang norak, atau segala sesuatu yang terdengar gila, dan Alay tentunya. Alay mungkin adalah sesuatu yang memang tidak terpisahkan dari masa muda seseorang, termasuk Cuddi’.
            Anak ini sungguh keras kepala, ia bahkan tak ingin mengerti apapun, “pokoknya saya tetap tunggu postingan berikutnya kak” aku hanya bisa tersenyum kecut menanggapinya sambil memijiti kepalaku yang pusing non stop sepanjang hari. Tapi aku tetap senang iya menungguku menepati janji, aku senang mendapatinya sebagai anak muda yang konsisten dengan perjanjian, jaman sekarang agak sulit menemukan tipe seperti ini.
            Meski sebenarnya tak banyak yang bisa kuceritakan tentangnya, banyak cerita yang kudengar darinya tapi tetap saja aku merasa masih banyak hal yang belum terungkap dengan lugas, terus terang aku butuh sering bertemu, merasakan feel-nya, meraba aura yang terpancar di matanya, atau mungkin sampai mengenali aroma parfumnya  untuk menciptakan cerita yang lebih panjang dan berkesan. Aku hanya akan berpesan untuk menggali cerita hidupnya sendiri, suatu saat nanti aku akan mendapatinya menceritakan apa yang terjadi, bagaimana tuhan menyajikan skenario hidupnya, apa yang dia cari, apa yang dia sukai, apa yang membuatnya kesal hingga mendidih, apa yang membuatnya menangis, atau menjadi mulas karena terbahak-bahak, sampai ia bergumam “ah, indahnya hidup ini kak” . Menceritakan diri sendiri, menertawakan diri sendiri, memahami diri sendiri,  atau bahkan mengejek diri sendiri adalah hal terindah yang bisa dilakukan anak manusia jika saja semua orang ingin jujur pada diri sendiri.


            Teruslah bertumbuh dek.. aku pun begitu.
Tunggu yang Part III yaaah.. hehehehee

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

What is Love



Percayakah kamu pada cinta sejati? Pernah suatu ketika, sebuah fase dalam hidupku aku benar-benar mengenalnya. Kutemukan bahwa ia hanya akan datang sekali dalam hidup ini, digariskan hanya satu kali dalam kehidupan manusia. Kehadirannya terus terasa tak lekang oleh waktu, tidak mengenal status, tidak perduli situasi dan kondisi, tidak memandang kelemahan dan kelebihan, tidak ada egoisme di dalamnya, ia menghadirkan ketentraman yang tiada tara, ketenangan yang tidak bisa dibahasakan oleh kata. Ia melukai sekaligus menjadi obat dan penawar pilu. Adalah kebohongan jika seseorang bersaksi bahwa cinta bisa jadi benci, cinta adalah cinta, sampai kapanpun tidak akan pernah jadi benci, selamanya cinta hanya akan memberi, menerima adalah bonus dari tuhan, selamanya cinta hanya akan berkorban jika yang mencinta merasa perlu untuk mengorbankan.

Menurutmu???

28 November 2014
Kuceritakan ketika Dia telah pergi (mungkin)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karaeng Gokil from Tangkuru



Assalamualaikum, selamat malam Microsoft word.. :) barisan kata dan kalimat ini tercipta bukan karena desakan tapi karena permintaan satu minggu lalu yang tidak mungkin ditolak. Ada-ada saja halangan yang kelihatan remeh temeh saat ingin menuliskannya, entah kesibukan komunitas, sakit, kemalasan, pekerjaan rumah (maklum, pembokat :) hehehe). Yeah, Finally I did It


Penampakan I



Cukup telat aku selesai melaksanakan sholat isa malam ini, setengah sepuluh. Tiba-tiba di penghujung doa aku tersenyum mengingat seseorang yang lucu dan cukup jauh dari kampung halaman yang eksotis ini (baca Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan, muji kampung sendiri, lebay dikit gak papaa) :) . Jujur di ruang tengah sedang menunggu pakaian segunung untuk dilipat, musaf kecilku yang setia menemani sedang menunggu untuk ditadabur malam ini (pencitraan banget ya?), tidak ketinggalan di balik layar laptop juga sudah menunggu susu pembersih wajah, face tonic, kapas dan krim malam untuk dijamah sebelum tidur, ah sudahlah..  sepertinya ngerumpiin cowok yang akan ku kenalkan ini jauh lebih menarik malam ini.

Mulai dari mana ya? *thingking


Well, kami sedang asik dalam sebuah pembicaraan telepon pada suatu malam, sudah dua kali aku mengirimkan link blog pribadiku padanya, kali ini yang ketiga kalinya, demi kesopanan aku mengirimkannya kembali, pikirku anak alay begini mana peduli sih dengan blog pribadi orang, ngerti apa dia soal hidupku ini, ngerti apa dia soal tulisan-tulisan yang tidak terlalu penting ini, kalau linknya di klik yah syukur, tidak dibuka pun tak masalah hahahha.. begitulah pikirku tentangnya setiap ia meminta link blog ini. Aku baru akan menutup telepon kemudian urung karena sesuatu yang cukup langka dan mengejutkanku

“eh kak ILa, bisa minta sesuatu ndak?”

Begitulah dia akrab memanggilku ‘kak ILa’ usia kami memang terpaut 5 tahun, tanggal 7 September lalu ia baru genap dua puluh (jadi usiaku sudah jelas yaaaakk!)

“emmmh.. apa ituh?”

Tanyaku bingung, “pasti macam-macam” bathinku menyahut.

“bikinkan ka’ dulu ceritaa!”

Jawabnya singkat.

“Cerita soal apa?”

Aku masih bingung

“yaa.. sembarang mo, yang penting cerita tentang saya tooh”

Pungkasnya dengan aksen Orang Maros yang kental dengan logat Bugis Makassar.

“oh Yapp!! Boleh!”

Jawabku cepat setengah antusias.

“saya sudah baca-baca isinya blog ta, ada tentang nenekku idolaku, syamsuriadi, Kanda Suriadi, mauka juga ada tentang saya, kakak!”

Dalam hati aku tertawa kecil, ternyata anak ini memang benar tipe laki-laki sensitif dan sepertinya ia yakin aku mampu menuliskan sesuatu tentangnya, inilah alasan mengapa aku tak mungkin menolak permintaannya.

“OKeh, boleh, insya Allah dalam minggu ini, ada mi tu!”

Jawabku mengiyakan, kali ini dengan keyakinan dan antusiasme.


            Entah kenapa aku merasa memiliki kedekatan tersendiri dengan anak laki-laki ini, bukan kedekatan seperti kebanyakan orang pikir, tapi seperti kedekatan seseorang yang lebih tua dan seorang anak laki-laki. Sekitar enam bulan yang lalu seorang teman dekat sebut saja namanya Mumun yang tidak lain adalah paman dari anak ini memperkenalkanku via telepon. Aku kurang sreg ketika pertama kali mendengar suaranya waktu itu, sangat KEPO (Knowing Every Particular Object) dan cerewet, aku hanya bisa cengengesan atau diam tanpa kata saat pertama kali mendengar celotehannya, secara aku tak paham bahasa Makassar, aku memang sudah delapan tahun tinggal di Makassar sejak kuliah di tahun 2006, tidak pernah aku berniat untuk mempelajari bahasa Makassar dalam pergaulanku, terdengar sangat kasar di telingaku, mungkin karena pembawaan orang makassar yang bersuara keras dan pengucapannya yang sangat cepat sehingga terdengar seperrti orang yang sedang mengomel.


            Cuddi’ begitu kami akrab memanggilnya,





To be Countinued (Bersambung)………………………….. hahahaa…

LOL :D


Penampakan II




Sunday, ‎October ‎05, ‎2014, ‏‎9:04:57 PM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS